/ Beranda / Artikel

Wanita yang Allah Menjadi Pembelanya

hero

Wanita yang Allah Menjadi Pembelanya

By: Charita Maharani


Kisah Hadisul Ifki yang terjadi dalam kehidupan Rasulullah  ﷺ: dan istri beliau Sayyidah Aisyah radhiyallahu anha adalah peristiwa yang sangat mengguncang hati umat Muslim.  Fitnah keji yang menimpa Sayyidah Aisyah, bukan hanya menguji keimanan beliau, tetapi juga menjadi cerminan bagi umat Muslim hingga saat ini

Kisah ini bermula ketika Rasulullah ﷺ dan rombongannya kembali dari Perang Bani Mustaliq. Dalam perjalanan pulang ke Madinah, rombongan singgah di suatu tempat untuk beristirahat.  Saat rombongan bersiap untuk melanjutkan perjalanan, Sayyidah Aisyah meninggalkan tandunya sejenak, yang dalam beberapa riwayat disebutkan untuk mengambil kalungnya yang tertinggal ditempat itu.  Karena tandu Sayyidah Aisyah cukup ringan, para pengusung tandu tidak menyadari bahwa beliau tidak ada di dalamnya, sehingga mereka berangkat tanpa Aisyah. Safwan bin Mu'attal, seorang sahabat yang dikenal sebagai pria yang jujur dan terpercaya, menemukan Sayyidah Aisyah dan membawanya kembali ke Madinah dengan menunggangi untanya. Namun, kedatangan mereka bersama-sama memicu fitnah yang disebarkan oleh orang-orang munafik.

Al-Quran menceritakan kisah ini pada surat An-Nuur ayat 11 hingga ayat 26.  Dalam tafsir Ibnu Katsir dijabarkan bahwa Sayyidah Aisyah sangat terpukul dan bersedih ketika mengetahui rumor yang tersebar mengenai dirinya, bahkan beliau sampai jatuh sakit. Namun, sepanjang masa fitnah, Aisyah menunjukkan ketabahan dan kesabaran yang luar biasa. Ia tidak segera bereaksi terhadap tuduhan yang dilontarkan kepadanya, melainkan meningkatkan ibadahnya, berdoa dan bertawakal kepada Allah. Ia menyadari bahwa hanya Allah yang bisa membuktikan kebenarannya dan membersihkan namanya dari fitnah tersebut.

Selang sebulan wahyu pun turun, pun berkata. “Bergembiralah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah telah membersihkan dirimu”.  Allah Ta’ala berfirman:


اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula)”  (Qs. An-Nuur : 11)


Kisah Sayyidah Aisyah ini, wanita yang Allah sendiri menjadi pembelanya, menawarkan banyak pelajaran penting dan relevan bagi kita sebagai muslimah, antara lain:

1. Kesabaran dalam Menghadapi Ujian dan Fitnah

Sayyidah Aisyah r.a. memberikan kita teladan ketika beliau menunjukkan kesabaran yang luar biasa meskipun berada dalam situasi yang sangat sulit. Kesabaran adalah kunci untuk mengatasi cobaan dengan kepala dingin dan hati yang tenang.

2. Kepercayaan Penuh kepada Allah

Sayyidah Aisyah r.a. menunjukkan kepercayaan penuh kepada Allah Ta’ala, yang akhirnya menjadi pembela utamanya. Bagi kita ini adalah pengingat bahwa apapun kesulitan atau fitnah yang dihadapi, pertolongan Allah selalu ada jika kita berserah diri dan berdoa kepada-Nya.

3. Pentingnya Menjaga Kehormatan Diri

Kita tentu menyakini kemuliaan akhlak Sayyidah Aisyah r.a. karena Allah memilihnya untuk mendampingi manusia mulia Rasulullah  ﷺ dan menjadi Ummahatul Mukminin, namun kita lihat beliau pun terkena  fitnah yang sangat keji. Maka kita pun sebagai wanita biasa tentu tidak luput menjadi sasaran fitnah sehingga ini menjadi pengingat bagi kita untuk berhati-hati dalam bersikap dan menjaga kehormatan diri.  

4. Berhati-hati Menyikapi Informasi yang Didapat

Di ayat ini Allah Ta’ala mengecam dengan azab yang besar bagi pelaku penyebaran fitnah. Di era digital saat ini, di mana informasi apapun dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial, kita harus sangat berhati-hati dalam berinteraksi dan menyebarkan informasi. Selain menjaga kehormatan diri, menjaga kehormatan orang lain adalah bagian penting dari akhlak seorang muslim.


Kisah Hadisul Ifki ini bukan sekadar sejarah, melainkan sebuah pelajaran abadi yang relevan sepanjang zaman. Sayyidah Aisyah r.a. menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi fitnah dan ujian hidup dengan keteguhan iman, kesabaran, dan kepercayaan penuh kepada Allah Ta’ala. Semoga kita semua, khususnya para muslimah, mampu meneladani sikap dan keteguhan Aisyah r.a. dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, serta menjadi pribadi yang kuat, sabar, dan teguh.  Selain itu dari kisah ini juga mengingatkan kita bahwa keberadaan orang-orang munafik yang menyebarkan fitnah dan memecah belah umat Islam adalah ancaman nyata yang selalu ada. 


Wallahu Ta’ala a’lam

Komentar

Belum ada komentar


Silahkan masuk/daftar untuk mengirim komentar